Rabu, 24 Oktober 2012

Keistimewaan Hajar Aswad

Rasullullah Muhammad SAW menjelaskan hajar aswad adalah batu yang diturunkan Allah SWT dari surga yang pada awalnya warna batu itu lebih putih daripada susu, Namun. Dosa-dosa yang dilakukan oleh umat manusia mengubah nya menjadi hitam.
Dari Ibnu Abbas RA dia berkata. "Rasulullah SAW bersabda; "Hajar Aswad turun dari jannah dalam kondisi berwarna lebih putih dari susu. kemudian, dosa-dosa anak Adamlah yang mengubahnya hitam kemerah-merahan". Berada disudut selatan Ka'bah tingginya kira-kira 1.110 meter dari permukaan tanah dan menempel didinding Ka'bah.
Pada awalnya, hajar aswad berupa batu dengan diameter sekitar 30 sentimeter ,karena berbagai peristiwa yang menimpanya. Kini hajar aswad yang tersisa adalah delapan butir batu kecil sebesar kurma yang dikelilingi oleh bingkai perak, tidak semua yang terdapat di bingkai perak adalah hajar aswad.

Butiran-butiran hajar aswad tersebut tepat berada di tengah bingkai. Butiran inilah yang disentuh dan dicium oleh jamaah haji / umroh, hajar aswad selalu dimuliakan sejak masa jahiliah hingga islam datang.
Rasulullah Muhammad SAW menegaskan bahwa ia akan menjadi saksi di hari kiamat bagi mereka yang memnyentuhnya. Ibnu Abbas RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh Allah akan membangkitkan batu ini pada hari kiamat dengan mempunyai dua mata untuk melihat dan lidah untuk berbicara yang akan menjadi saksi bagi siapa yang menyentuhnya dengan benar. “[HR Ahmad Tirmizi, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah Dan Hakim].
Dalam pelaksanaan ibadah Haji Dan Umrah, hal pertama yang harus dilakukan oleh orang yang ingin melakukan thawaf adalah mencium atau menyentuh atau member isyarat dari jauh kepada hajar aswad.
Jabir Bin Abdullah RA meriwayatkan, Rasulullah SAW ketika sampai di Makkah, Beliau mendatangi hajar aswad dan menyentuhnya dengan tangan beliau, kemudian beliau berjalan ke sebelah kanannya.Beliau berlari-lari kecil sebanyak tiga kali putaran dan berjalan biasa sebanyak empat kali putaran. (HR. Muslim)
Dan, Nabi Muhammad SAW juga mencium batu itu pada waktu melaksanakan ibadah haji yang kemudian diikuti umatnya. Umar RA meriwayatkan bahwa ia mendatangi hajar aswad dan menciumnya, kemudian berkata." Saya mengetahui kamu hanyalah sekedar batu yang tidak membahayakan dan tidak memberi manfaat. Dan kalau aku tidak melihat Nabi Muhammad SAW menciummu, maka aku tidak akan menciumu" (HR Bukhari Muslim)

Kalau orang tidak mampu menciumnya, ia boleh menyentuhnya dengan tangannya atau dengan suatu benda,lalu mencium tangan atau benda tersebut.
Mencium hajar aswad adalah perkara sunnah, sedangkan menyakiti orang lain adalah haram, maka janganlah mengerjakan yang haram demi mendapatkan yang sunah, karenanya, bagi jamaah haji / umroh tidak boleh memaksakan untuk mencium atau menyentuh hajar aswad jika kondisinya tidak memungkinkan. Apalagi, jika sampai menyakiti dan membahayakan orang lain. Itu adalah perbuatan haram yang akan merusak kesempurnaan ibadah haji

Tidak ada komentar:

Posting Komentar